Latar Belakang
Sebagai sesama anggota Kunci Study Forum & Collective (Kunci), Hilman dan Hayyu (Acong) kerap berinteraksi untuk menemukan hal-hal yang dapat mereka lakukan bersama baik di dalam maupun di luar ruang kolektif tersebut. Hilman, sebagai pustakawan, banyak menghabiskan waktunya untuk melakukan pendataan, penataan, dan membantu proses pencarian referensi di ruang perpustakaan Kunci. Selain itu, ia juga aktif menata dan membagikan referensi secara daring, misalnya praktik berbasis arsip yang ia lakukan secara independen di @perpustaxaan untuk konten subkultur dan di Wikipedia Bahasa Indonesia untuk konten umum. Sedangkan Acong, sebagai anggota divisi penerbitan Kunci (Kunci Copy Station), banyak bermain di wilayah pengorganisiran dan eksperimentasi terbitan-terbitan mandiri. Acong juga memiliki minat khusus di ranah pendekatan artistik dalam penyampaian gagasan, misalnya melalui komik maupun karya-karya ilustrasi. Titik-titik yang bermuara di dalam wilayah pengelolaan referensi dari hulu ke hilir ini yang kemudian menjadi kutub pertemuan antara Hilman dan Acong.
Twisted Myth
Dalam konteks luas keduanya memiliki minat untuk mengolah berbagai referensi teks, lisan, atau yang ada di antaranya ke bentuk media lain, khususnya rekaman suara. Hilman dan Acong memandang bahwa pendekatan pengelolaan referensi berbasis arsip, perpustakaan, dan penerbitan serta pendistribusiannya dalam medium rekaman suara misalnya, dapat menjadi sarana penarasian kembali pengetahuan terkait mitos. Sekaligus sebagai sarana dokumentasi terhadap objek tersebut, yang umumnya tersebar dan tidak terdokumentasikan dengan baik. Kelompok 'Twisted Myth, menjadi wadah yang membuka peluang untuk mempraktikan pendekatan-pendekatan tersebut. Hersri Setiawan melalui salah satu bab dari buku 'Dari Dunia Dikepung, Jangan, dan Harus' yang berjudul 'Seni dan Hiburan di Penjara Orde $uharto' menyinggung kebiasaan beberapa tahanan politik di Pulau Buru yang memanggil roh orang mati sebagai pendengar mereka. Keberadaan cerita ini mengawali minat eksplorasi lebih jauh Hilman dan Acong untuk mempraktikkan pendekatan transformasi teks ke rekaman suara (serta pendekatan dokumentasi lainnya) terhadap pengetahuan terkait mitos yang berkembang di masyarakat.